We Are VRCI, We Are Reyog Squad

The Real BROTHERHOOD..We Are Young We Are Best..

Waktu Masih Muda

Berawal dari 4 orang inilah kemudian VRCI Ponorogo semakin mengepakkan sayapnya di dunia otomotif(Bikers).

Boncenger Rider VRCI Ponorogo

Tanpa mereka kebahagiaan kita terasa kurang. Merekalah yang selalu mensupport kita ketika touring ataupun Kopdar. Mereka juga yang selalu mendoakan kita ketika kita sedang berjalan diatas 80 kpj.

Awal sebuah Kreatifitas

Inilah Kuda Besi kami..Ketika masih belum terjamah dengan Aksesoris. Tapi inilah awal dari Kreatifitas kami untuk memodifikasi namun tetap dalam kaidah "Safety Riding" sehingga membuat kita nyaman berkendara dalam keseharian serta selamat dalam mengendarai Kuda Besi kami.

KOPSAN (Kopi Santai)

Agenda Rutin kita, KOPSAN (Kopi Santai) adalah Waktu Santai kita sekalian Forum ngobrol-ngobrol sak katek'e.

Minggu, 14 September 2014

Wisata RELIGI Kab. Ponorogo "Masjid TegalSari"

Masjid Tegalsari adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-18. Masjid ini terletak di desa Tegalsari kecamatan Jetis kabupaten Ponorogo. Masjid ini merupakan peninggalan Kyai Ageng Hasan Besari, seorang ulama besar yang hidup sekitar tahun 1742 pada zaman pemerintahan Pakubuwono II. Di dalam masjid tersimpan kitab yang berumur antara 150-170 tahun yang ditulis oleh Ronggo Warsito. Komplek masjid ini sekarang menjadi tujuan wisata religius di Kabupaten Ponorogo.

Masjid Tegalsari merupakan pusat penyiaran agama Islam terbesar di wilayah Kabupaten Ponorogo pada masa itu. Di masjid itu pula didirikan Pesantren Tegalsari yang amat tersohor dan mempunyai ribuan santri, berasal dari seluruh tanah Jawa dan sekitarnya. Di antara santri-santrinya yang terkenal adalah Raden Ngabehi Ronggowarsito seorang Pujangga Jawa yang masyhur dan tokoh Pergerakan Nasional H.O.S. Cokroaminoto.


SEJARAH MASJID TEGALSARI



Masjid Tegalsari diperkirakan dibangun sekitar pertengahan abad ke-18 oleh Kyai Ageng Hasan Besari. Pada awalnya ukuran masjid itu masih relatif kecil. Bangunan masjid diperluas lagi oleh cucu Kyai Ageng Hasan Besari, yaitu Kyai Kasan Besari agar menampung jumlah jamaah yang lebih banyak. Kyai inilah yang berhasil mengislamkan masyarakat Ponorogo sampai lereng Gunung Lawu.

Menurut cerita dari masyarakat setempat, pembangunan masjid ini diwarnai dengan sedikit masalah. Konon, tiang yang terbuat dari kayu jati tidak dapat berdiri tegak. Dengan kesaktian yang dimiliki Kiai Kasan Besari, kayu itupun ditampar. Aneh, tiba-tiba kayu itu berdiri yang akhirnya menjadi tiang utama dari Masjid Tegalsari.

Rupanya masalah tak kunjung usai. Salah satu tiang masjid yang berada di pojok tidak dapat ditancapkan ke tiang yang lain. Pasalnya, tiang itu kurang tajam ujungnya. Lagi-lagi dengan kesaktian yang dimiliki Kyai Kasan Besari memijat kayu itu hingga ujung tiang menjadi lancip. Alhasil, tiang itupun dapat ditancapkan lagi ke tiang utama tanpa memakai paku.







ARSITEKTUR MASJIR TEGAL SARI

Masjid ini berarsitektur jawa dan memliki 36 tiang dan atap berbentuk kerucut. Jumlah tiang mengandung arti jumlah wali/wali songo (3+6=9) yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa dan atap berbentuk kerucut mengambarkan keagungan Allah swt.


Komplek Masjid Tegalsari terdiri dari tiga bagian yaitu:
1.  Dalem Gede: kerajaan kecil yang dulunya merupakan pusat pemerintahan
2.  Sebuah masjid dan,
3.  Komplek makam Kyai Ageng Hasan Besari



Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Tegalsari

Minggu, 07 September 2014

Wisata Telaga Ngebel Ponorogo

Hai Guys...
salam Brotherhood buat all bikers, all club & community...

Salam Jabat erat peluk hangat dari VRCI Ponorogo.

Kali ini kami akan memperkenalkan obyek wisata yang WAJIB dikunjungi jika kalian ke Ponorogo. Obywk wisata ini merupakan obyek wisata unggulan Pemerintahan Kabupaten Ponorogo.


TELAGA NGEBEL namanya..
apasih Telaga Ngebel itu...??
dimana sih tempatnya..???
bagaimana sih Legenda Telaga Ngebel ituu...???

Jawabannya ada disini Duluuuur.....


TENTANG TELAGA NGEBEL

Telaga Ngebel adalah sebuah danau alami yang terletak di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Kecamatan Ngebel sendiri terletak di kaki gunung Wilis. Jarak yang ditempuh untuk menuju Telaga Ngebel sekitar 30 KM dari pusat kota Ponorogo atau yang terkenal dengan nama Kota Reog ini. Keliling dari Telaga Ngebel sekitar 5 KM. Dengan suhu antara 20 - 26 derajat celcius, suhu dingin nan sejuk membuat pengunjung makin nyaman mengunjungi Telaga Ngebel. Selain Reog, Telaga Ngebel merupakan salah satu andalan wisata yang dimiliki Kabupaten Ponorogo. Pemasok air bagi Telaga Ngebel terdiri dari berbagai sumber. Sumber air yang cukup deras berasal dari Kanal Santen. Selain itu, juga terdapat sungai yang mengalirinya, dimana dibagian hulu sungai terdapat air terjun yang diberi nama Air Terjun Toyomarto.


LEGENDA TELAGA NGEBEL

Telaga Ngebel dihubungkan dengan kisah seekor ular naga bernama “Baru Klinting“. Ular tersebut merupakan jelmaan dari Patih Kerajaan Bantaran Angin. Kala itu Sang patih sedang bermeditasi dengan wujud ular, dan secara tak sengaja ada seorang warga yang membawa ular jelmaan tersebut ke desa.

Sesampainya di desa, ular jelmaan tersebut hendak dijadikan makanan karena ukuran tubuhnya yang besar. Sebelum dipotong ular tersebut secara ajaib menjelma menjadi anak kecil, yang kemudian mendatangi masyarakat dan memutuskan membuat sayembara.

Sang bocah kemudian menancapkan lidi di tanah, versi yang lainnya menyebutkan bahwa yang ditancapkan adalah centong nasi.

Namun tidak ada yang berhasil mencabutnya. Bocah ajaib itulah yang berhasil mencabutnya. Dari lubang bekas ditancapkannya lidi atau centong tersebut keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang hingga membentuk sebuah Telaga. Oleh penduduk desa sekitarnya, telaga tersebut diberi nama telaga Ngebel, artinya telaga yang mengeluarkan bau menyengat.

Legenda Telaga Ngebel ini konon terkait erat dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo. Konon salah seorang pendiri Kabupaten ini yakni Batoro Kantong. Sebelum melakukan syiar Islam di Kabupaten Ponorogo, Batoro menyucikan diri terlebih dahulu di mata air, yang ada di dekat Telaga Ngebel yang kini dikenal sebagai Kucur Batoro.


Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Telaga_Ngebel